MAKASSAR – Tarian adat Motaro dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kembali dipromosikan dalam pembukaan Pameran dan Seminar Implementasi Proyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XII. Acara ini berlangsung di Auditorium Hasanuddin, Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP) Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Selasa (17/9).
Tarian Motaro, yang menceritakan penyambutan para istri atas kepulangan suami mereka dari medan perang dengan membawa kemenangan, menjadi pembuka acara tersebut. Penampilan tarian ini merupakan bagian dari upaya pemerintah provinsi Sulawesi Tengah untuk memperkenalkan budaya lokal agar diakui sebagai warisan budaya takbenda nasional.
Kepala Dinas Kebudayaan Sulawesi Tengah, Andi Kamal Lemba, menjelaskan bahwa promosi tarian Motaro ini adalah langkah penting untuk mendukung pengakuannya sebagai warisan budaya nasional.
“Tarian Motaro harus terus dipromosikan secara berkelanjutan agar bisa diakui sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia,” ujarnya.
Sebagai salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II, Andi Kamal mengajukan permohonan khusus agar tarian Motaro bisa tampil dalam pembukaan acara tersebut.
“Alhamdulillah, usul kami untuk menampilkan tarian Motaro disetujui panitia,” ungkapnya.
Kamal juga mengungkapkan bahwa beberapa tarian dari Sulawesi Tengah, seperti tarian Torompio, telah diakui sebagai warisan budaya takbenda. Untuk mempercepat pengakuan tarian Motaro, pemerintah akan terus menampilkan tarian tersebut dalam berbagai kegiatan resmi, baik oleh pemda maupun lembaga lainnya.
“Selain promosi, kami juga akan melengkapi dengan informasi video digital sebagai salah satu syarat penetapan warisan budaya takbenda nasional,” tutup Kamal. (awl)
