03 November 2025
29.5 C
Palu

Minoritas Muslim, Tapi Inggris Punya 20 Lembaga Keuangan Syariah

Kepala BI Sulteng: Pentingnya Literasi Keuangan Syariah dalam Mensejahterakan Masyarakat

Must read

PALU – Literasi keuangan syariah kini menjadi salah satu aspek yang cukup penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk masyarakat di Kota Palu dan Sulteng. Namun di sisi lain, masih cukup banyak masyarakat yang kurang memahami mengenai prinsip dari keuangan syariah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesa (BI) Provinsi Sulawesi Tengah, Rony Hartawan menuturkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan syariah, dapat dapat mengarah pada tantangan yang cukup serius. Seperti salah kaprah dalam konsep memahami keuangan atau ekonomi syariah.

“Seperti menganggap bahwa semua tranksaksi yang berlabel syariah sudah otomatis sesuai dengan prinsip syariah. Padahal, penting untuk memahami aspek akad, transparansi, serta nilai-nilai keadilan dalam tranksaksi,” ujar Rony kegiatan peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah pada Jumat (11/4/2025).

Dalam hal ini, maraknya praktik keuangan yang tidak sesuai syariah, seperti investasi bodong berkedok syariah yang sering menjebak masyarakat dengan janji keuntungan yang cukup tinggi dan tanpa risiko apapun. Rony mengungkapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dalam lima tahun terakhir terdapat lebih dari 1.200 entitas investasi ilegal. Beberapa di antaranya menggunakan kata syariah dalam menggaet korban.

Meski begitu beberapa negara dengan populasi muslim minoritas seperti Jerman, Jepang dan Inggris telah menerapkan sistem keuangan syariah dalam regulasi mereka. Inggris misalnya, telah memiliki lebih dari 20 lembaga keuangan syariah, yang termasuk di dalamnya Bank Syariah dan Layanan Keuangan berbasis syariah yang diatur oleh Financial Conduct Authority (FCA).

“Namun, meskipun pertumbuhan ini menjanjikan, ada tantangan besar dalam menjembatani kesenjangan pengetahuan masyarakat terkait produk-produk keuangan syariah. Tanpa Literasi yang memadai, masyarakat tidak dapat memanfaatkan peluang ini secara optimal,” ujarnya.

Rony mengungkap bahwa untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, industri keuangan dan komunitas lokal dengan mengambil beberapa langkah strategis. Seperti penguatan edukasi dan melakukan sosialisasi tentang ekonomi syariah melalui program literasi keuangan syariah secara masif, terutama pada daerah yang masih rendah.

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dalam penyebaran informasi keuangan syariah seperti aplikasi edukasi keuangan syariah berbasis e-learning, media sosial, dan platform digital Banking syariah yang dapat diakses dengan mudah serta endorong inovasi produk keuangan syariah yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti skema pembiayaan syariah yang lebih fleksibel bagi UMKM serta instrumen investasi syariah yang dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.

“Kolaborasi dengan lembaga keuangan dan akademisi untuk mengembangkan kurikulum literasi ekonomi di sekolah dan universitas juga perlu sehingga generasi muda dapat lebih memahami prinsip ekonomi syariah sejak dini,” tuturnya. (cr2)

-IKLAN-spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest article

More articles

WeCreativez WhatsApp Support
Silahkan hubungi kami disini kami akan melayani anda 24 Jam!!