RADAR PALU – Peristiwa tragis kembali terjadi di kawasan penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Kijang 30, Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dua penambang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa longsoran batu, Senin (2/6).
Kejadian nahas ini menambah daftar panjang insiden maut di kawasan tambang ilegal yang selama ini dikenal rawan kecelakaan. Informasi yang dihimpun dari warga sekitar menyebutkan, salah satu korban merupakan warga asal Palolo yang meninggal di tempat kejadian.
Sementara satu korban lainnya berasal dari Provinsi Gorontalo dan menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah dievakuasi warga.
Berdasarkan keterangan awal, kedua korban berada di bagian bawah area tambang saat peristiwa terjadi. Diduga kuat, mereka tertimpa material longsoran berupa batu besar yang meluncur dari lereng bukit di atas lokasi tambang.
Kapolresta Palu, Kombes Pol. Deny Abrahams, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyatakan pihaknya telah menerima laporan terkait adanya dua korban jiwa dalam aktivitas pertambangan ilegal tersebut.
“Benar, kami menerima informasi tentang dua orang yang meninggal dunia akibat tertimpa longsoran di kawasan Kijang 30. Dugaan awal mengarah pada longsoran batu dari atas bukit,” ujar Kombes Pol. Deny kepada wartawan, Selasa (3/6).
Ia juga menyampaikan bahwa proses penyelidikan di lapangan masih terus berlangsung. Namun demikian, pihaknya menghadapi sejumlah kendala, terutama terkait minimnya keterangan dari masyarakat setempat.
“Petugas kami masih mendalami identitas lengkap para korban. Sayangnya, masyarakat di sekitar lokasi belum sepenuhnya terbuka untuk memberikan informasi, sehingga menyulitkan proses investigasi,” ungkapnya.
Kombes Pol. Deny juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di lokasi-lokasi rawan bencana, khususnya di kawasan pertambangan ilegal yang tidak memiliki standar keselamatan kerja.
“Kami meminta masyarakat untuk lebih waspada dan tidak nekat menambang di lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Keselamatan harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, proses identifikasi korban dan penyelidikan atas peristiwa tersebut masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian bersama instansi terkait. “Identitas belum kami dapatkan dari tim diatas, sebab jaringan kurang bagus,” tutupnya. (who)
